Tips dan Trik Seputar Mixer Sound System

Satu hal yang menjadi masalah dalam produksi audio, baik untuk rekaman musik, aransemen lagu dan lain-lain untuk para pemula dengan menggunakan aplikasi-aplikasi DAW (Digital Audio Workstation) adalah pada tahap mixing. Mixing merupakan subjek yang sangat dalam, terbukti banyak buku yang membahas tentang cara-cara melakukan mixing. Mixing adalah cara untuk menyatukan beberapa audio ke dalam satu wadah audio yang hanya memiliki beberapa channel. Pada blog ini hanya akan menjelaskan dasar-dasar mixer sound system untuk output stereo (2 Channel).


Seperti kita ketahui, bahwa dalam satu hasil produksi di dalamnya terdapat beberapa instrumen , dimana masing-masing instrumen tersebut direkam dalam satu audio masing-masing. Satu instrumen bisa saja menggunakan 2 channel, dan yang lainnya direkam secara mono, bila kita menggabungkannya langsung tanpa melakukan mixing, hasil yang akan kita dengan adalah kekacauan. Hal ini disebabkan oleh daya tampung output yang tidak memadai dengan input audio yang dimasukkan.

Dengan melakukan mixing, kita tidak perlu khawatir dengan hal tersebut, karena kita dapat mengatur berapa besar db atau volume suatu instrumen yang akan dimasukan, dan mengatur equalizer dari suatu instrumen tersebut.

Mixing sangat erat hubungannya dengan EQ (Equalizing) frekuensi, sehingga minimal kita tahu terlebih dahulu bagaimana suara pada frekuensi rendah dan bagaimana suara pada frekuensi tinggi . Selain EQ, faktor yang menentukan kualitas hasil mixing adalah Balancing (Keseimbangan) antara channel 1 dan 2.

Mixing adalah cara menyatukan beberapa audio agar dapat diputar dengan baik dan enak untuk di dengar".

Untuk mengefektifkan hasil EQ, kita harus tahu pada frekuensi apa instrumen tersebut bagus untuk disimpan. Kadang kita justru mengecilkan frekuensi khas suatu instrumen yang dimaksud karena ingin mencapai suara global yang kita inginkan, dan hasilnya tetap berantakan.

Berikut adalah beberapa tips EQ dalam Mixing:
  • Kurangi frekuensi yang tidak diperlukan, bila ingin membuat suatu frekuensi lebih terdengar  Jangan boost/naikkan frekuensi yang ingin diperbesar.
  • Hindari pengurangan frekuensi khas suatu instrumen, bila akan memperkecil suara instrument, perkecil pada master volume instrumen tersebut. 
  • Jangan pernah berfikir karena bass memiliki frekuensi yang rendah, maka kita menurunkan semua frekuensi tinggi pada instrumen ini, karena justru suara khas instrumen tersebut bisa saja berada pada frekuensi tinggi, begitu juga pada instrument yang kita anggap memiliki frekuensi tinggi.
  • Biasakan untuk mendengar hasil output dalam mono, baru kemudian dengarkan dalam stereo. 
  • Bila kita melakukan mixing pada malam hari, jangan lupa untuk mendengarkannya lagi pada pagi hari selepas kita bangun dari tidur. Kita mungkin akan mengalami hal yang tidak terduga .
  • Biasakan mendengarkan solo instrument ketika mendengarkan track secara keseluruhan, bandingkan apakah instrumen tersebut terdengar ketika kita menjalankannya dengan instrumen lain.
  • Gunakan Headset pada waktu mixing untuk hasil yang lebih baik sebelum mendengarkannya pada speaker.
  • Latih pendengaran.

Jadi Apa yang harus Kita lakukan? Pertama-tama kita harus mengatur semua volume instrumen yang akan di mixing "sama rata" dan kecil, lalu kita mulai dengan beberapa formula contoh berikut ini:

Kick Drums (Bass Drums)
Kick Drums merupakan heartbeat yang membuat suatu musik terkesan lebih ber-ritme. Kick Drums memiliki suara khas yang ngebass tapi juga memiliki klik (suara tick). Cara terbaik mixing instrumen ini adalah dengan mengurangi frekuensi medium dari instrumen ini, sehingga bass dan suara klik lebih kental terasanya. Saya sarankan untuk menambah 2 sampai 4db pada 350hz-450hz, mengurangi frekuensi lainnya, dan menambahkan 2db pada 2khz-3khz untuk memperkental suara klik.

Snare
Seperti Kick Drums, Snare juga berperan dalam ritme suatu musik. EQ yang asal-asalan membuat suara Snare menjadi sangat tipis. Cara terbaik mixing instrumen ini adalah dengan menambah 2-3dB pada "sekitar" frekuensi 80hz, kecilkan 2-3dB antara 350-450hz. Untuk menambah cerahnya suara instrumen ini jangan lupa menambah 1-2dB pada 5khz. Jangan lupa menambahkan kompresi dengan attack sekitar 2ms, dan release sekitar 11ms. Bila perlu tambahkan sedikit reverb tapi jangan berlebihan.

Hi-Hat
Ketika cymbal lebih berperan pada bang atau pemisah bar, hi-hat lebih berperan pada ritme tempo. Pastikan suaranya lebih jernih tanpa menjadikannya sangat keras (Jangan seperti Kick & Snare). Cara terbaik mixing instrumen ini adalah dengan mematikan frekuensi di bawah 200hz dan menaikkan 1-3dB antara 6khz dan 8khz, gunakan telinga untuk merasakan hasilnya (cara terbaik pada waktu mixing ).

Low (Floor) Tom
Mixing yang baik dapat membuat perbedaan antara drums fill dan drums solo tanpa perbedaan yang mencolok pada pendengaran. Cara terbaik mixing instrumen ini adalah mengurangi sekitar 12db sekitar 500hz, menambah 4-6dB sekitar 3khz, jangan lupa tambahkan kompresi dengan rasio 4.5:1, attack yang lebih lambat 120ms, dan release 90ms.

High (Rack) Tom
Seperti halnya Low Tom tapi High Tom memiliki frekuensinya sendiri, Cara terbaik mixing instrumen ini adalah mengurangi 10dB pada 600hz, menambah 7dB sekitar 2khz, dan kompresi dengan rasio 6:1, attack yang lebih cepat dari pada Low Tom yaitu sekitar 100ms, dan release yang sangat cepat sekitar 25ms.

Overheads
Overheads menampung dua audio, yaitu yang dihasilkan cymbals dan suara-suara khas dari instrumen drums lainnya (misalnya resonansi suara pedal bass drum, suara stick drums yang mengenai logam pada drums, sampai suara resonansi ruangan, dll). Cara terbaik mixing instrumen ini adalah dengan mematikan frekuensi dibawah 40hz, menambah 5dB sekitar 100 dan 200hz, jika dibutuhkan tambah 1-2db pada 5khz untuk menambah kecerahan suara. Untuk kompresi, set dengan rasio 3:1, attack 110ms, dan release 70ms.

Vocal
Vocal merupakan audio yang selalu dimixing terdepan, yang tingkat terdengarnya sangat tinggi, tapi bukan berarti vocal ini harus menutupi instrumen lainnya. Cobalah bermain pada frekuensi 120hz dan 200 sampai 240Hz, naikkan beberapa db pada 5khz untuk meningkatkan presence, dan jangan lupa juga pada 7.5 sampai 10khz untuk menampilkan suara khas suatu vocal. Gunakan telinga untuk mengamati mixing yang terbaik.

Guitar
Guitar biasanya akan menutupi kehadiran vocal bila tidak di mixing dengan baik, untuk menghindari hal tersebut, turunkan atau matikan frekuensi 1khz dan 5khz, tambah sedikit pada 100hz dan 250hz, juga antara 10khz dan 12khz, jangan lupa untuk bermain pada frekuensi 240hz, 2.5khz dan 8khz untuk membuat suanyanya lebih berisi. Untuk guitar akustik jangan lupa bermain pada 2khz, 120 sampai 200hz, dan mengurangi atau mematikan 7khz sampai 10khz. Sekali lagi, peranan telinga sangat penting dalam melakukan mixing instrumen ini.

Bass
Bass merupakan instrumen penting untuk menyatukan instrumen menjadi lebih erat, secara tidak langsung juga mempengaruhi perasaan pada ritme musik. Bermainlah pada frekuensi 60 sampai 80hz, tambah beberapa db pada 700hz sampai 1000hz, jangan lupa untuk menambah beberapa db pada 2.5khz, Ingat Bass bukan berarti semuanya frekuensi rendah, jangan menambah terlalu banyak frekuensi rendah pada instrumen ini, karena hanya akan mengakibatkan hasil suara yang muddy (berdengung) dan terkesan kecil.

Semoga artikel tentang Tips dan Trik Seputar Mixer Sound System di atas dapat memberikan informasi yang bermanfaat, jika ada saran dan kritik silahkan hubungi Kami Tim sewa sound system Jakarta. Terimakasih
Previous
Next Post »
Thanks for your comment